Minggu, 30 Oktober 2016

Nama Nabi Yang Mendapat Gelar Ulul Azmi

Nama Nabi Yang Mendapat Gelar Ulul Azmi - Nama-nama nabi sekaligus Rasul yang wajib diketahui memang berjumlah 25 orang, namun dari sekian banyak nabi dan Rasul, yang Yang Mendapat Gelar Ulul Azmi hanya berjumlah 5 orang.
Dalam ajaran Agama Islam, mempercayai adanya nabi dan Rasul adalah sebuah keharusan, sebab mempercayai nabi dan utusan Allah menjadi rukun iman yang keempat. Namun demikian, tidak semua Muslim maupun muslimah mengetahui nama-nama nabiyang telah dijelaskan secara gamblang dalam Qur’an. Nah, jika belum bisa atau belum siap menghafalkan 25 nabi sekaligus sebagai Rasul, maka tidak ada salahnya jika mengetahui nabi yang bergelar Ulul Azmi terlebih dahulu. “Ulul Azmi” adalah gelar bagi nabi sekaligus Rasul yang memiliki kesabaran serta mukjizat luar biasa. Berikut adalah 5 nabi sekaligus Rasul yang bergelar Ulul Azmi:
1. Nabi Nuh AS
Dari nama-nama nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, yang pertama adalah Nuh Alaihissalam. Nabi Nuh merupakan nabi sekaligus Rasul ke-3, tentunya setelah Adam dan Idris. Nabi Nuh mendapat gelar Ulul Azmi karena kesabaran beliau mencari umat memang luar biasa. Dimana Nabi Nuh dari diangkat menjadi nabi hingga usianya yang mencapai ratusan tahun, hanya mendapat 40 pengikut semata. Bukan hanya itu, beliau juga tetap sabar menyebarkan ajaran meskipun istri dan anaknya sendiri pun tidak mau menerima ajaran nabi Nuh, sehingga keluarga terdekatnya harus direlakan termakan banjir bandang.
2. Nabi Ibrahim AS
Dari sekian nama-nama nabi, Nabi Ibrahim atau yang juga disebut sebagai bapak para nabi karena keturunan Nabi Ibrahim juga bergelar Ulul Azmi. Nabi Ibrahim memiliki tekad serta memegang ajaran yang dititipkan Tuhan kepadanya begitu erat, sehingga suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Tuhan untuk menyembelih anaknya sendiri. Saking kuatnya beliau dalam memegang ajaran, mimpi itu benar-benar dilaksanakan, dan diundanglah Nabi Ismail, putra kesayangan yang akan disembelih. Iman Nabi Ismail pun tidak kalah kuat, sehingga beliau bersedia untuk disembelih ayahnya demi menyempurnakan perintah. Namun sungguh ajaib, ketika golok siap meniris leher, tiba-tiba di posisi Nabi Ismail berganti domba, sehingga selamatlah Nabi Ismail. Hingga sekarang, hari itu selalu dikenang dengan sebutan Idul Adha.
3. Nabi Musa AS
Nabi Musa menempati urutan ketiga dari nama-nama nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi. Nabi Musa adalah nabi dari keturunan Bani Israil yang hidup pada masa Firaun, Raja Mesir yang teramat kejam. Dialah satu-satunya orang yang berani menentang Firaun, ayah angkatnya sendiri. Karena Nabi Musa merasa Firaun bukanlah Tuhan, melainkan manusia biasa sama sepertinya. Selain itu, Nabi Musa juga tidak sepaham dengan Firaun yang selalu membantai orang-orang Yahudi, suku dimana nabi Musa Berasal. Maka membelotlah Nabi Musa dari ayah angkatnya, dan justru menjadi musuh dari sang ayah angkat sendiri. Beliau lebih memilih membantu Bani Israil dari kekejian Firaun, yang akhirnya beliau berhasil menumbangkan Firaun di tengah lautan.
4. Nabi Isa AS
Nabi selanjutnya yang mendapat gelar Ulul Azmi adalah Nabi Isa Alaihissalam. Nabi Isa adalah nabi sekaligus Rasul yang ke-24 dari nama-nama nabi. Beliau adalah Putra Mariyam, seorang Nabi sekaligus Rasul yang lahir tanpa adanya bapak. Tanpa adanya bapak yang dimaksud disini bukanlah sosok yang menjadi bapaknya lari dari tanggung jawab, melainkan Bunda Mariam benar-benar seorang wanita suci yang waktu kehamilannya, beliau dalam keadaan belum bersuami serta tidak pernah memadu kasih dengan seorang lelaki pun. Jadi, kelahiran Nabi Isa adalah kelahiran seorang bayi yang benar-benar tanpa memiliki seorang ayah, yang beliau miliki hanyalah Ibu seorang.
5. Nabi Muhammad SAW
Dari 25 nama-nama nabi sekaligus Rasul, Nabi Muhammad SAW adalah nabi pungkas yang juga mendapat gelar Ulul Azmi. Bagi orang-orang yang beragama Islam, kebesaran nama Nabi Muhammad SAW sudah tidak asing lagi. Beliaulah Nabi terakhir. Nabi yang selalu gigih menyebarkan ajaran-ajaran yang telah diterimanya dari Tuhan yang konon melalui perantara Malaikat Jibril. Penderitaan Nabi Muhammad bukanlah semenjak kecil semata, dimana waktu masih dalam kandungan, ayahnya sudah meninggalkan dunia. Begitu juga dengan ibunya, yang telah meninggalkannya di usia Muhammad yang masih belia. Sejak diangkat menjadi Nabi pada usia 25 tahun, banyak pembesar yang memusuhinya karena ajaran beliau. Bahkan diantara mereka adalah kerabat Nabi Muhammad sendiri.
Itulah beberapa 5 Nama-nama Nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi. Diantara 25 nama nabi dan Rasul yang wajib diketahui oleh setiap Muslim maupun muslimat, hanya ada 5 Nabi sekaligus Rasul yang bergelar Ulul Azmi.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Nabi Dan Rasul Beserta Artinya

Sifat wajib bagi Rasul Allah ialah sifat yang harus dimiliki para Nabi & Rasul sebagai laki-laki pilihan Allah. Sedangkan sifat mustahil bagi Nabi Dan Rasul adalah sifat yang mustahil dan tidak mungkin dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, karena mereka semua maksum (terjaga dari dosa). Berikut akan dibahas secara detail mengenai sifat wajib dan mustahil bagi Rasul dan Nabi.


1. Shiddiq (benar), mustahil ia Kizib (dusta). Ertinya, Nabi dan Rasul bersifat benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan ajaran Allah SWT. “Dan Kami menganugerahkan kepada mereka sebahagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia”.(QS.19/Maryam:50).

2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atas ajaran Allah SWT.

3. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil Jahlun (bodoh). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.

4. Tabliq (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil Kitman (menyembunyikan wahyu). Artinya, para Nabi dan Rasul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah SWT sekalipun mengakibatkan jiwanya terancam. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan orang-orang yang ummi (buta huruf), “Sudahkah kamu masuk Islam ?”.

Jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS.3/Ali Imrom: 20)

Satu sifat Jaiz para Nabi dan Rasul, yaitu Arodhul Basyariyah, ertinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya, seperti ; makan, minum, tidur, sakit dan lain-lain sebagainya."


Sifat mustahil bagi Rasul

Kalau diatas adalah sifat wajib bagi Nabi dan Rasul, berikut ada sifat yang mustahil ada pada Nabi dan Rasul.
Kidzib – Sifat ini artinya dusta atau bohong, hal yang sangat tidak mungkin yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul. Mereka terjaga dari sifat tersebut.
Khianat – Sifat ini artinya tidak dapat dipercaya, Nabi dan Rasul adalah laki-laki yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan atau menyebarkan agama Allah SWT kepada umat manusia. Sangat tidak mungkin apabila mereka mempunyai sifat yang khianat.
Kitman – Sifat ini artinya menyembunyikan, seperti yang dikatakan diatas bahwa Nabi dan Rasul adalah seseorang yang dipilih Allah SWT untuk menyampaikan pesan-pesan Allah kepada umat manusia, sangat tidak mungkin jika mereka mempunyai sifat tersebut.
Baladah – Sifat ini artinya bodoh, jika sudah diterangkan bahwa Nabi dan Rasul adalah laki-laki pilihan Allah SWT, maka sangat tidak mungkin Allah memilih pilihan yang bodoh.
Berikut bisa kita lihat perbandingan singkat dari masing-masing sifat wajib dansifat mustahil bagi Nabi dan Rasul
Siddiq >< Kidzib
Nabi dan Rasul Allah memiliki sifat siddiq yakni jujur dalam berkata dan berbuat. Nabi Muhammad sejak kecil sudah dikenal dengan kejujurannya. Dan tidak mungkin Nabi dan Rasul memiliki sifat kidzib, karena tugas mereka adalah menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu faktor agar dipercaya orang adalah jujur, sehingga mustahil orang yang dipilih Allah untuk menyampaikan ajaranNya memiliki sifat kidzib.
Amanah >< Khianat
Nabi dan Rasul memiliki sifat amanah artinya dapat dipercaya. Nabi dan Rasul mustahil berkhianat. Karena sikap dan prilakunya tidak pernah melanggar larangan dan aturan-aturan Allah serta tidak menyimpang dari ajaranNya.
Tabligh >< Kitman
Nabi dan Rasul memiliki sifat tabligh, yakni menyampaikan apa yang semestinya disampaikan. Wahyu yang diterima seluruhnya disampaikan kepada umatnya dan tidak ada satupun yang disembunyikan. Sehingga Nabi dan Rasul sangat mustahil memiliki sifat kitman atau menyembunyikan.
Fathanah >< Baladah

Tidak ada seorang Nabi dan Rasul yang Allah yang memiliki sifat baladah atau bodoh. Karena semuanya diberi akal dan pikiran yang cerdas. Cerdas dalam perencanaan, pelaksanaan, strategi dakwah dan lain-lain.

20 Nama Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah SWT dan Penjelasannya

Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah

Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib Allah Berikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT:

1. ‘Adam - ﻋﺪﻡ

artinya tiada (bisa mati)

2. Huduth - ﺣﺪﻭﺙ

artinya baharu (bisa di perbaharui)

3. Fana’ - ﻓﻨﺎﺀ

artinya binasa (tidak kekal / bisa mati)

4. Mumathalatuhu Lilhawadith - ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ

artinya menyerupai akan makhlukNya.

5. Qiyamuhu Bighayrih - ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ

artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)

6. Ta’addud - ﺗﻌﺪﺩ

artinya berbilang – bilang / banyak (lebih dari satu).

7. ‘Ajz - ﻋﺟﺰ

artinya lemah (tidak kuat).

8. Karahah - ﻛﺮﺍﻫﻪ

artinya terpaksa (bisa di paksa) / Tertegah (tidak bisa menentukan).

9. Jahlun - ﺟﻬﻞ

artinya jahil (bodoh).

10. Maut - ﺍﻟﻤﻮﺕ

artinya mati (bisa mati).

11. Syamam - ﺍﻟﺻمم

artinya tuli.

12. ‘Umyu - ﺍﻟﻌﻤﻲ

artinya buta.

13. Bukmu - ﺍﻟﺑﻜﻢ

artinya bisu.

14. Kaunuhu ‘Ajizan - ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ

artinya Keadaannya yang Lemah.

15. Kaunuhu Karihan - ﻛﻮﻧﻪ مكرها

artinya Keadaannya yang Terpaksa.

16. Kaunuhu Jahilan - ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ

artinya Keadaannya yang Bodoh.

17. Kaunuhu Mayyitan - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ

artinya Keadaannya yang Mati.

18. Kaunuhu Asam - ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ

artinya Keadaanya yang Tuli.

19. Kaunuhu A’ma - ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ

artinya Keadaannya yang Buta.

20. Kaunuhu Abkam - ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ

artinya Keadaannya yang Bisu.


Sekian Artikel tentang 20 Sifat mustahil bagi Allah , semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

20 Nama Nama Sifat Wajib Allah SWT dan Penjelasannya

20 Nama Nama Sifat Wajib Allah SWT dan Penjelasannya Sifat Allah merupakan sifat sempurna yang hanya dimili oleh Allah SWT. sebagai seorang muslim yang baik sebaiknya kita mengetahui Sifat Wajib maupun Sifat Mustahil yang dimiliki Allah SWT agar ke iman nan kita kepada Allah semakin kuwat, berikut Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah SWT yang perlu kita ketahui:


20 Nama Nama Sifat Wajib Allah SWT dan Penjelasaanya

1. Wujud (Ada) - ﻭﺟﻮﺩ

Adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan nya, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.

Dalil Aqli
Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.

Dalil Naqli


جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
"Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari." (QS. AS sajdah:4)

2. Qidam (Dahulu/Awal) - ﻗﺪﻡ

Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah sebagai Pencipta yang lebih dulu Ada daripada semesta alam (yang Ia ciptakan).

Dalil aqli
Qidam hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah SWT. Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara hadits dan qodim. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat nya) mislakan A, dan muhdits A mesti membutuhkan Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya (tidak ada ujung), maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Setiap tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal sehat. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib dan pasti bersifat Qidam.

Dalil Naqli
 هوالاول والاخروالظاهروالباطن 
"Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin." (QS. Al-Hadid:3)


    3. Baqa’(Kekal) - ﺑﻘﺎﺀ

    Allah merupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena allah bersifat Baga' (Kekal).

    Dalil Aqli
    Seandainya Allah tidak wajib Baqa' (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu).

    Dalil Naqli
     كلشئ هالك إلاوجهه 
    "Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya." (QS. Qoshos:88)


      4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya) - ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ

      Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan yang ia ciptakan, tidak ada hal di dunia ini yang menyerupainya.

      Dalil Aqli
      Apabila Allah menyerupai makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah sebuah hal yang mustahil.

      Dalil Naqli
       ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير 
      "Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Nya (Allah), dan dia lah (Allah) yang maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Asy-Syuro:11)


        5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) - ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ

        Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.



        Dalil Aqli
        Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.

        Apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.

        Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur (peristiwa berputar) atau tasalul (peristiwa berantau).



        Dalil Naqli
        إن اﷲ لغنى عن العا لمين
        "Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta."(QS. Al Ankabut:6)

          6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) - ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ

          Artinya Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk lain dan tanpa membutuhkan proses atau waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang bisa mencampurinya.



          Dalil Naqli
           لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
          "Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak." (QS. Al Anbiya:22)


            7. Qudrat (Berkuasa) - ﻗﺪﺭﺓ

            Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.

            Dalil Aqli
            Jika Allah tidak berkemampuan maka Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk hidup maupun seluruh alam semesta ini.

            Dalil Naqli
            إن اﷲعلى كل شيى قد ير
            "Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah:20)

              8. Iradah (berkehendak) - ﺇﺭﺍﺩﺓ

              Allah SWT telah menciptakan alam semesta beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada campur tangan dari pihak lain, Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti akan terjadi.

              Dalil Aqli
              Seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah hal yang mustahil, sebab hal itu akan berakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah merupakan hal yang mustahi, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.

              Dalil Naqli
               ان ربك فعال لمايريد
              "Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki." (QS. Hud:107)


                9. Ilmu (Mengetahui) - ﻋﻠﻢ

                Allah SWT memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya ilmu Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.



                Dalil Aqli
                Seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.



                Dalil Naqli
                وهوبكل شيى عليم
                "Dan dia (Allah) maha mengetahui segala sesuatu." (QS.Al Hadid:3 & QS.Al Baqaroh:29)


                  10. Hayat (Hidup) - ﺣﻴﺎﺓ

                  Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.

                  Contohnya: Kambing ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mebutuhkan makanan, minum dan lainnya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian.


                  Dalil Aqli
                  Seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot merupakan hal mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu barang sedikitpun.

                  Dalil Naqli
                  وتو كل على الحى الذ ى لايمو ت
                  "Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati." (QS. Al-Furqon:58)

                    11. Sama’ (Mendengar) - ﺳﻤﻊ

                    Allah SWT dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu sangat pelan.

                    Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran Ciptaan-Nya karena Ia tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran Ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.

                    ”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Maidah:76)

                    12. Basar ( Melihat ) - ﺑﺼﺮ

                    Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak dapat dihalangi oleh penghalang (misal: dinding).

                    Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, sekecil apapun, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya akan terlihat oleh Allah SWT.

                    ”Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 265)

                    13. Kalam (Berbicara / Berfirman) - ﻛﻼ 

                    Allah SWT bersifat kalam artinya Allah berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah sangat sempurna.

                    Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.

                    "Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas.” (QS. AnNisa’:164)

                    14. Kaunuhu Qadirun - ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
                    “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu.“ (QS. Al Baqarah:20).

                    15. Kaunuhu Muridun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
                    “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki."  (QS. Hud:107)

                    16. Kaunuhu ‘Alimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
                    “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu.“ (QS. An Nisa’:176)

                    17. Kaunuhu Hayyun - ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
                    "Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati." (QS. Al Furqon:58)

                    18. Kaunuhu Sami’un - ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
                    “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.“ (QS. Al Baqoroh:256)

                    19. Kaunuhu Basirun - ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
                    “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Al Hujurat :18)

                    20. Kaunuhu Mutakallimun - ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ

                    Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al-Quran telah kita jaikan pedoman hidup, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT.

                    Baca Juga Artikel Lainnya : Asmaul Husna

                    Demikianlah penjelasan mengenai nama nama Sifat Wajib ALLAH SWT yang perlu kita ketahui, Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.